Informasi Umum

Salam Sigma Alumni......

Di latar belakangi dengan pentingnya  arti, guna  dan  peranan statistik bagi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta di dasari oleh semangat kebersamaan  para alumni Akademi Ilmu Statistik /Sekolah Tinggi Ilmu Statistik dalam masyarakat dan almamater, maka dibentuklah suatu wadah dalam organisasi dengan nama Himpunan Alumni Akademi Ilmu Statistik /Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta disingkat dengan HAISSTIS.

Menyadari akan peranan tersebut maka kedudukan dan fungsi para alumni AIS/STIS menjadi  sangat strategis untuk turut serta dalam mencerdaskan bangsa serta mengisi pembangunan nasional dalam mengembangkan perstatistikan Indonesia serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.

HAISSTIS Wilayah Kota Bekasi dibentuk sesuai dengan AD/ART HAISSTIS untuk menghimpun para Almuni AIS/STIS di Wilayah Kota Bekasi dalam upaya mempersatukan visi, misi dan program kerja  serta tujuan organisasi yang hendak di capai.

Untuk itu kami mengharapkan partisipasi aktif para alumni AIS/STISS di Wilayah Kota Bekasi untuk bersama-sama kita membangun perstatistikan melalui HAISSTIS.

Semoga wadah ini bermanfaat bagi para alumni khsusnya di wilayah kota bekasi  dan dapat membangun kebersamaan serta turut mengembangkan perstatistikan di daerah.


Bekasi,    2014
Pengurus
HAISSTIS Wilayah Kota Bekasi,

Bapak Statistik : John Graunt

Setelah beberapa postingan yang lalu disajikan tokoh Statistisi yang terkenal bernama Karl Pearson Mari kita lebh mengetahui siapa saja tokoh Statistisi yang perl kita ketahui. 
John Graunt merupakan bapak Statistik. Menurut Karl Pearson, dia merupakan Statistisi pertama, mengapa? Karena dia yang pertama kali deal with vital statistic, dan Statistisi pertama yang belajar S2 d Royal Society London. Graunt dikenal sebagai orang yang memiliki pendidikan bagus, cerdas, rajin dan paham bahsa Latin dan Perancis.Terkenalnya Graunt bertumpu pada sebuah karya kecil yang sering disebut sebagai Observations on the Bills o Mortality. Dia adalah yang pertama menyimpulkan konsekuns penting dari Bills of Mortality. Ia pada dasarnya bekerja untuk tujuan negara. Sejak saat itu kedudukan yang tinggi diberikan kepadanya, dia tidak pernah meninggalkan masyarakat saat itu.
Bagian yang paling menarik dari Pengamatan Graunt adalah Life Table. Ini ditemukan dalam “Of The Number Of Inhabitants. Yakni sebagai berikut (dalam bahasa Inggris). 
Whereas we have found, that of 100 quick Conceptions about 36 of them die before they be six years old, and that perhaps but one surviveth 76, we, having seven Decadsbetween six and 76, we sought six mean proportional numbers between 64, the remainer, living at six years, and the one, which survives 76, and find, that the numbers following are practically near enough to the truth; for men do not die in exact Proportions, nor in Fractions: from when arises this Table following.

Viz. of 100 there dies within the first six years
36
The next ten years, or Decad
24
The second Decad
15
The third Decad
9
The fourth
6
The next
4
The next
3
   
 From whence it follows, that of the said 100 conceived there remains alive at six years end 64.

At sixteen years end
40
At twenty six
25
At thirty six
16
At fourty six
10
At fifty six
6
At sixty [six]
3
At seventy [six]
1
At eighty [six]
0


It follows also, That of all, which have been conceived, there are now alive 40 per Cent. above sixteen years old, 25 above twenty six years old, & sic deinceps, as in the above Table: there are therefore of Aged between 16, and 56, the number of 40, less by six, viz. 34; of between 26, and 66, the number of 25 less by three, viz. 22: sic deniceps.

Sehingga dari pengamatan Graunt didapatkan tabel sebagai berikut.

At age
0
6
16
6
6
6
56
66
76
86
Number alive
100
64
40
5
6
0
6
3
1
0
Graunt's Life Table

Millennium Development Goals

Salah satu proyek besar yang dijalankan oleh seluruh Negara –negara adalah proyek mewujudkan 8 target untuk kesejahteraan semua lapisan. Millennium Development Goals. Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000.MDGs ditargetkan akan terwujud pada tahun 2015,dimana deklarasi Milenium  ini diadopsi oleh 189 negara dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala Negara pada Konferensi Tingkat Tinggi(KTT) Milenium di New Work pada bulan September 2000.
Tujuan MDG sendiri telah tertuang pada 8 proyek yang ingin dicapai.MDG merupakan proyek untuk mengurangi kemiskinan, penuntasan pendidikan dasar baik untuk anak laki-laki maupun anak perempuan, menurunkan angka kematian balita, meningkatkan kesehatan ibu serta memastikan kelestarian lingkungan hidup. 8 Tujuan MDGs adalah :
Goals 1 : Memberantas kemiskinan dan kelaparan
Target yang ingin dicapai yaitu menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah $1 perhari menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015  serta dan menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-2015.untuk perolehan data, maka diperlukan data proporsi penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan, kesenjangan kemiskinan, prevalensi balita kurang gizi, dan proporsi penduduk yang berada dibawah garis konsumsi minimum (2,100 kkal/kapita/hari).
Goals 2 : Mencapai pendidikan untuk semua
Targetnya adalah memastikan bahwa semua anak pada tahun 2015 dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar. Tentunya harus dijamin, bahwa tidak ada lagi anak lagi yang tidak sekolah atau putus sekolah pada saat usianya 7-15 tahun. Datanya juga dari BPS melalui Susenas, dengan mengkombinasikan data tentang status dan jenjang pendidikan sekolah penduduk
Goals 3 : Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
Target dari goals ini untuk menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan sebelum tahun 2015. Dalam bahasa sederhana, jangan sampai terjadi situasi dimana 100 dari 100 anak laki-laki tercatat bersekolah di SD dan SLTP, sementara dari 100 anak perempuan masih ada sebagian yang tidak sekolah SD dan SLTP. Data ini juga dapat diperoleh dari Susenas karena survei ini selalu mengumpulkan data jenis kelamin.
Goals 4 :  Menurunkan angka kematian anak
Targetnya adalah bahwa pada tahun tahun 2015, angka kematian balita tahun 1990 sudah turun dua pertiganyanya. Angka kematian balita ini dapat dihitung secara tidak langsung berdasarkan teknik-teknik demografi melalui data struktur umur penduduk dari dua sensus. Dengan sudah dilaksanakannya Sensus Penduduk 2010 oleh BPS dan tersedianya data Sensus Penduduk 2000, maka angka ini dapat diperkirakan lebih akurat, mengingat penghitungan angka kematian balita melalui angka-angka survei relatif memberikan angka yang kasar. Oleh sebab itu, beberapa data lain juga digunakan sebagai proksi angka kematian balita ini, yaitu proporsi anak yang telah diimunisasi campak, dengan asumsi bahwa anak yang sudah mendapatkan imunisasi campak mempunyai kekebalan yang mengurangi resiko kematian anak. Dan data tentang imunisasi campak ini juga dapat diperoleh dari Susenas.
Goals 5 : Meningkatkan kesehatan ibu
Goal-5 MDG adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu. Targetnya adalah menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990 hingga 2015. Seperti halnya angka kematian balita, maka angka kematian ibu ini dapat dihitung berdasarkan data yang dihasilkan dari Sensus Penduduk 2010, melalui teknik demografi
Goals 6 : Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
Ada dua target dalam memerangi HIV/AIDS ,malaria,dan penyakit menular, yaitu mengendalikan penyebaran HIV/ AIDs dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015; serta mengendalikan dan menurunkan penyakit malaria dan penyakit lainnya. Data tentang HIV/AIDs memang sulit diperkirakan, sifatnya bersinggungan dengan privasi seks seseorang dan kepastian tertularnya melalui periode yang panjang. Oleh sebab itu, BPS pernah bekerja sama dengan Bank Dunia melakukan survei tentang perilaku seks kepada kelompok-kelompok yang diduga berisiko, seperti pria-wanita dari sebuah rumahtangga, pekerja seks komersial/terselubung, para supir truk (yang cenderung melepaskan lelah dari perjalanan daratnya yang panjang di dekat lokalisasi seks), pengguna napza suntik, gay dan waria, bahkan pelajar di kota-kota besar. Oleh sebab itu, beberapa indikator dijadikan sebagai ukuran, antara lain adalah prevalensi HIV/AIDS dikalangan ibu hamil yang berusia antara 15-24 tahun, pemakaian kontrasepsi kondom pada perempuan menikah usia 15-49 tahun, tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS, serta anak yatim/piatu karena HIV/AIDS.
Untuk malaria,data tetap akan diperoleh dari sumber lain yakni dinas kesehatan dan survey lainnya.
Goals 7 : Memastikan kelestarian lingkungan hidup
Melalui target memadukan prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional, menurunkan separuh penduduk yang tidak punya akses terhadap sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015, serta memperbaiki kehidupan penduduk miskin di kawasan kumuh. Beberapa indikator penting untuk mengevaluasi pencapaian target tentang lingkungan hidup antara lain data mengenai luas lahan yang tertutup hutan, luas kawasan lindung, emisi CO2  (kg Per kapita), serta konsumsi zat perusak ozon CFCs (ODP metric ton).
Goal-8 : Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Goal terakhir dari MDG adalah mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. keberhasilan dari pencapaian tujuan MDG terakhir ini bergantung kepada sejauh mana peran pemerintah di tingkat internasional melakukan upaya-upaya kerjasama khususnya terkait dengan pembangunan di Indonesia. Beberapa ratifikasi internasional yang sudah diadopsi tentunya harus jga sesuai dengan iklim di Indonesia.Adapun yang menjadi programnya adalah :
 • Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
 • Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
 • Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.
 • Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
 • Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
 • Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam Negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sasaran_Pembangunan_Milenium

Resensi Buku : Tangguh Dengan Statistik

Judul Buku : Tangguh dengan Statistik
Penulis : Jousairi Hasbullah
Penerbit : Nuansa Cendekia
Tahun Terbit : 2012
Tebal : 238 halaman
Ukuran : 15,5 x 23,5 cm
Harga : Rp49.000

Bingung memahami angka-angka yang ada di publikasi BPS? Ingin memperkaya wawasan terkait makna dan peran statistik sesungguhnya? Atau mau lebih mendalam memahami statistik melampaui pengertian data dan angka? Buku keempat Jousairi Hasbullah, pakar statistik yang aktif di berbagai kegiatan statistik nasional dan internasional ini wajib menjadi referensi bacaan bagi siapa pun, baik pemerintah, pengusaha, mahasiswa, pengamat, politisi, tokoh masyarakat,  wartawan, terutama insan statistik yang ingin TANGGUH dalam memahami kebenaran hakiki dari sebuah fakta: data statistik.
Prof. Dr. Emil Salim di bagian pengantar menyebutkan salah satu tantangan besar BPS terletak pada upaya memberi pengetahuan kepada publik tentang cara membaca data statistik secara benar agar bisa diterima objektivitasnya. Buku Jousairi, Direktur Statistik Ketahanan Sosial BPS, mampu menjawab tantangan tersebut  dengan karya ilmiah popular yang meleburkan objek beku ilmu statistik dengan bahasa sederhana, ringan, dan jelas, sehingga menuntun kita yang awam sekalipun tak sekadar memahami dan handal ‘membunyikan’  tetapi menjadi tangguh: cerdas, menguasai informasi, dan rasional, dengan statistik.
Melalui buku ini, pembaca dibawa dalam satu sesi khusus yang menguak the Power of Statistics sebagai kekuatan dahsyat proses keilmuan karena independensi, imparsialiti, mutu, dan kekuatan utamanya yang menerangkan realita kehidupan, facts-based. Isi buku ini mengurai perspektif yang diperlu dibangun ketika berhadapan dengan data statistik  resmi (official statistics), seperti angka pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, kemiskinan, produksi padi, IPM, kependudukan, potensi desa, dan statistik lainnya. Selanjutnya bagaimana memahami makna dan menginterpretasikannya secara benar dengan menghindari jebakan bahasan verbal subjektif (atas dasar persepsi personal).
Mengutip kalimat yang  ada, “Statistik bukan sekadar angka. Pada angka itu ada mata dan jendela. Ketika angka itu dibuka perlahan dan hati-hati maka akan dapat dipandang suatu panorama yang menakjubkan, entah karena keindahannya, keunikannya, atau permasalahannya”. Begitulah adanya di balik suatu angka statistik. Jadi, jika Anda ingin tangguh dalam melihat realita dunia, pelajarilah makna di balik setiap angka statistik. Pelajari buku ini. Jangan sampai terkena virus syak wasangka terhadap angka statistik. Bagi yang berminat, buku ini bisa didapatkan di toko buku Gramedia se-Pulau Jawa atau dengan menghubungi 021-3507050 ext. 4301. Nantikan juga kehadiran buku ini dalam waktu dekat di toko buku Gramedia luar Pulau Jawa. Selamat membaca.

Sumber : varia statistik Desember 2012



Sensus Hantu di Kolombia

Menyensus penduduk merupakan kegiatan biasa, namun bagaimana bila yang diteliti itu adalah roh halus? Sensus demikian tampaknya baru kali ini terjadi di Kolombia.
Penyensus adalah pengelola suatu kompleks pemakaman Funeraria Betancur di Medellin. Menurut laman Colombia Reports, pengelola makam mendata bahwa ada 215 hantu di Medellin, kota kedua terbesar di Kolombia.
Kompleks makam tua itu sudah ada sejak 1912 dan banyak pengunjung mengaku pernah menyaksikan hantu bergentayangan di tempat yang sunyi tersebut. "Banyak penanggung lahan makam yang cerita. Kami melihat bahwa hantu sangat penting dalam pelestarian sejarah dan warisan budaya," kata William Betancur, direktur kompleks makam.
Dia mengungkapkan bahwa sensus itu berdasarkan laporan dari para pengunjung, baik melalui telepon maupun surel (email). Berdasarkan laporan itu, Betancur menggolongkan kemunculan roh halus dalam tiga katagori: berbentuk bola-bola cahaya, bunyi-bunyian (misalnya langkah kaki, rintihan, dan suara), serta penampakan visual.
Betancur mengaku telah mendapatkan 23 rekaman penampakan visual. Mengikuti pola sensus pada umumnya, riset Betancur itu tidak hanya berdasarkan laporan pihak ketiga.
Dia melakukan pendataan sekaligus membentuk tim beranggotakan empat petugas makam. Berseragam resmi, mereka lalu mensurvei sejumlah bangunan di Medellin. Hasilnya, menurut Betancur, tim melaporkan 215 hantu dan kamera mereka merekam 23 penampakan visual. Sayangnya, Betancur tidak mempublikasikan rekaman-rekaman itu.
Namun, dia tetap membuka kesempatan bagi penduduk Medellin turut serta membantu sensus dengan memberi tahu lewat telepon atau surel, dengan alamat censofantasmas@hotmail.com. Mereka bisa melapor ke Betancur berbagai penampakan yang terlihat aneh.

source: http://dunia.vivanews.com/news/read/196961-sensus-hantu-di-kolombia

Sosok Statistisi : Karl Pearson

Karl Pearson adalah seorang pencetus disiplin ilmu matematika Statistika. Pada tahun 1911 ia mendirikan universitas pertama di dunia departemen statistik di University College London. kontribusi Karl Pearson dalam bidang statistika adalah sangat banyak.

Karl Pearson lahir dari pasangan William Pearson dan Fanny Smith pada tahun 1857. semula namanya adalah Carl Pearson, namun secara tidak sengaja berubah menjadi Karl Pearson ketika ia kuliah di Universitas Heidelberg pada tahun 1879. Karl Pearson dididik secara pribadi di University College School, setelah itu ia pergi ke King’s College, Cambridge pada 1876 untuk belajar matematika. kemudian ia menghabiskan sebagian 1879 dan 1880 untuk mempelajari sastra Jerman abad ke-16  di Universitas Berlin dan Heidelberg. Dia lulus dari Universitas Cambridge pada tahun 1879. Dia kemudian pergi ke Jerman untuk belajar fisika di Universitas Heidelberg di bawah GH Quincke dan metafisika bawah Kuno Fischer.


 Pada 1890 ia menikah dengan Maria Sharpe. Karl Pearson dan Maria memiliki dua anak perempuan, Sigrid Loetitia Pearson dan Helga Sharpe Pearson, dan satu putra, Egon Sharpe Pearson. Egon Pearson menjadi ahli statistik terkenal sendiri, mendirikan Pearson lemma Neyman. Ia menggantikan ayahnya sebagai kepala Departemen Statistik Terapan di University College.
Dalam bidang statistika, Karl Pearson mengembangkan matematika statistika secara luas yang mencakup bidang  biologi, epidemiologi, antropometri, kedokteran dan sosial sejarah. Pada tahun 1901, dengan Weldon dan Galton, ia mendirikan jurnal Biometrika yang objek adalah perkembangan teori statistik. Dia menerbitkan Memoar Penelitian  Drapper Company yang  sebagian besar untuk memberikan catatan output dari Departemen Statistik Terapan tidak dipublikasikan di tempat lain. Karl Pearson berkontribusi banyak dalam classical statistics yang sampai saat ini masih kita pergunakan. kontribusi Pearson diantaranya adalah Correlation coefficient, Method of moments, Pearson’s system of continuous curves, Chi distance, P-value, Foundations of the statistical hypothesis testing theory and the statistical decision theory, Pearson’s chi-square test, Principal component analysis.
Karl Pearson meninggal pada 27 April 1936, namun kontribusi dalam Statistika yang sangat banyak menjadi fundamental ilmu Statistika yang masih ada hingga sekarang.

Sumber : http://brianstat.blogspot.com/2010/12/karl-pearson.html

Duet baru pimpinan ISI

Mengambil waktu di sela-sela penyelenggaraan Rapat Teknis Nasional Pimpinan BPS di Hotel Grand Royal Panghegar Bandung, diselenggarakan pula Kongres Ikatan Perstatistikan Indonesia (ISI) ke-8 pada 13 Februari 2014 di tempat yang sama. Kongres ISI kali ini mengagendakan pemilihan Ketua ISI periode 2014-2019 dan juga penetapan program kerja ISI ke depan.
Peserta Kongres ISI terdiri dari 68 pegawai BPS, 17 perwakilan perguruan tinggi, dan 25 anggota lainnya. Tampak juga hadir dalam acara adalah Khairil Anwar Notodiputro (Ketua ISI periode 2009-2014), Suryamin (Kepala BPS yang juga Wakil Ketua ISI periode 2009-2014), Soegito Soewito (Kepala BPS periode 1994-2000), dan Choiril Maksum (Kepala BPS periode 2004-2006).
Dalam pencalonan Ketua ISI kali ini muncul empat nama, yang dua diantaranya berasal dari BPS dan dua lainnya berasal dari akademisi. Calon pertama adalah Adi Lumaksono, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS; Akhmad Fauzy, dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta; Asep Saefuddin, dari Institut Pertanian Bogor; dan Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Setelah masing-masing calon membeberkan visi dan misinya, pemilihan langsung pun dilakukan oleh para peserta kongres dengan mencoblos kertas suara. Dari hasil pemilihan langsung tersebut keluarlah Adi Lumaksono sebagai Ketua ISI periode 2014-2019 dengan jumlah suara sebanyak 35, atau hanya unggul satu angka dari pesaing terdekatnya Asep Saefuddin. Hal pertama yang dilakukan Adi sebagai Ketua ISI adalah menetapkan Asep Saefuddin sebagai Wakil Ketua ISI.
Tegas dan jelas. Tercermin dari visi Adi Lumaksono untuk membawa ISI sebagai organisasi profesi yang berperan aktif dalam perstatistikan Indonesia. Namun tantangan ISI ke depan cukup berat dan beragam. Apalagi dengan semakin maraknya survei, yang utamanya mengenai politik karena mendekati pemilihan umum. “Banyak hal yang harus dilakukan, saya harap ISI bisa dijadikan rujukan kegiatan statistic yang saat ini berseliweran, namun metodologinya tidak meyakinkan. Semoga ISI dapat menegakkan kode etik statistik,” ujar Adi.
Adi juga menilai kesadaran masyarakat Indonesia mengenai statistik masih rendah. “Semoga adanya ISI dapat membantu mewujudkan masyarakat yang sadar statistik,” tambah Adi. Sejalan dengan Adi, Asep Saefuddin juga mendambakan ISI dapat berperan, baik secara nasional bahkan kalau bisa secara internasional, dalam pengembangan ilmu statistika. Semoga dapat terwujud.

Forum

get your own embeddable forum with Talki

Trending Topic

Blog Himpunan Alumni Akademi Ilmu Statistik /Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta

Popular Posts

Blog Archive

Pengikut